
CEO Rostec Sergei Chemezov, yang merupakan perusahaan raksasa dibidang militer, mengatakan Rusia saat ini mulai memproduksi sistem rudal S-500.
“Kami sudah mulai memproduksi S-500. Ini adalah sistem yang lebih maju (dari S-400), jadi saya tidak ingin membicarakannya sekarang, karena belum diadopsi oleh militer kami,” kata Chemezov kepada penyiar Rossiya 1 pada hari Minggu, dikutip dari laporan Sputnik (1/ 7/ 2019).
Dilansir dari laman Tempo (1/ 7/ 2019), Chemezov mengatakan sistem S-500 akan dikirim ke Angkatan Bersenjata Rusia setelah senjata berhasil diuji coba.
UAWIRE melaporkan pada awal Mei, sumber di Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sistem radar dan stasiun radar dari S-500 Prometheus telah berhasil diuji coba.
Tahap terakhir dari pengujian radar dilakukan di markas Pusat Pelatihan Tempur ke-185 milik Aerospace di provinsi Astrakhan.
Perhatian khusus diberikan pada kerja sama antara sistem radar S-500 dan sistem peluncur rudal Pantsir-SM, yang dirancang untuk bekerja bersama.
Pakar militer Anton Lavrov menjelaskan bahwa radar akan bertanggung jawab atas ancaman jarak jauh, seperti rudal balistik dan pesawat terbang, sedangkan operator Pantsir-SM akan fokus pada pesawat drone.
S-500 Prometey, juga dikenal sebagai 55R6M “Triumfator-M”, adalah sistem rudal anti-balistik darat-ke-udara Rusia yang dirancang untuk menggantikan sistem rudal A-135 yang saat ini digunakan, dan melengkapi S-400.
Spesifikasi sistem tetap dirahasiakan Rusia, tetapi menurut laporan S-500 mampu menghancurkan target hingga jarak 600 kilometer, dan juga diyakini dapat melacak dan secara bersamaan menyerang hingga 10 target balistik yang bergerak dengan kecepatan hingga 7 kilometer per detik atau sekitar Mach 20.
Editor: (D.E.S)