Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co. Ltd. telah mengumumkan bahwa Korea Eximbank akan menyediakan dana $ 1,2 milyar untuk biaya konstruksi tiga kapal selam yang diekspor ke Indonesia.
Dilansir dari laman G-Enews (6/ 7/ 2019), Bank Ekspor-Impor Korea siap untuk mendanai pembangunan kapal selam, menurut laporan salah satu media spesialis industri pertahanan.
Menurut laporan, Bank Ekspor-Impor akan memberikan dana kepada Departemen Keuangan Indonesia dalam bentuk pinjaman, dan Departemen Keuangan Indonesia akan meneruskan dana tersebut ke Galangan Kapal PT PAL.
“Kami mengharapkan tingkat pendanaan menjadi lebih rendah daripada kapal selam pertama karena Kementerian Keuangan menghargai nilai investasi Indonesia dengan baik,” kata Ilian Thorntal, Direktur Keuangan Keuangan di Kantor Surabaya.
Pada 12 April, DSME mendapat pesanan kapal selam Tipe 209-1400 dari Indonesia seharga $ 1,2 miliar dan mengerjakan proyek tersebut bersama galangan kapal PT PAL Indonesia.
Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd. akan mengirimkan kapal selam ke Angkatan Laut Indonesia pada paruh pertama tahun 2026 melalui konstruksi bersama dengan PT PAL seperti dalam proyek pertama.
Kapal selam yang akan dibangun memiliki panjang 61m dan dapat membawa 40 awak.
Kapal selam juga memiliki delapan peluncur yang dapat meluncurkan berbagai torpedo, ranjau, dan rudal. Pembangunan kapal selam dimulai pada akhir tahun segera setelah DSME siap.
Sebelumnya, DSME dan PT PAL membangun kapal selam Tipe 209-1400 di Korea, dan blok kapal selam terakhir dibangun di Korea untuk kemudian dirakit di galangan kapal PT PAL Indonesia di Suarabaya – Indonesia.
Kapal pertama dinamai Nagapasa, kapal kedua Ardadedali, dan kapal ketiga Alugoro.
Kapal No 1 dan No. 2 telah ditugaskan ke Angkatan Laut Indonesia, sementara kapal No 3 sedang menjalani tes navigasi laut.
Photo: Kapal selam KRI Alugoro – 405 (Istimewa)
Editor: (D.E.S)
Target 12 kasel, berarti kurang 4 unit lg. Mungkin 4 unit ini yg lebih gedean lg kaselnya.
SukaSuka
gak perlu gede2 kapal selamnya, mengingat laut di Indonesia rata2 bukan laut dalam dan luas. Tapi sebaiknya lebih senyap dan lebih kuat persenjataannya, spy lebih punya daya gentar terhadap kapal2 penyusup.
SukaSuka
Setuju sama penjelasannya @edohut kasel TNI AL gak perlu gede2 yg penting kedepannya pake AIP, sensor, senjata, dan teknologinya lebih mutakhir
SukaSuka
Terima kasih tentang artikel nya , semoga bermanfaat, kunjungi my blog kuliner Indonesia
SukaSuka