
Tianjin Zhongwei Aerospace Data System Technology China menggelar uji coba drone tempur yang difungsikan untuk pertempuran kota (urban warfare). Para ahli mengatakan drone tersebut telah melewati tahap uji coba air-to-ground dan uji penembakan.
Dilansir dari laman Akurat (29/ 11/ 2019), perusahaan mengatakan bahwa pesawat tanpa awak itu telah dirancang untuk melakukan misi pengintaian dan serangan jarak dekat terhadap kendaraan lapis baja atau individu di lingkungan perkotaan.
“Sangat cocok untuk keadaan yang mencakup pertempuran asimetris, kontraterorisme, dan pasukan khusus [operasi], dan pertempuran jalanan,” menurut laporan yang dimuat SCMP (29/ 11).
Laporan itu mengatakan perusahaan tengah menganalisis data dari tes terbaru, tetapi tidak mengatakan kapan Tianyi akan beralih dari pengembangan menjadi produksi.
Pengamat militer Song Zhongping mengatakan drone seperti buatan Tianyi itu digerakkan dengan empat rotor yang memungkinkan manuver di antara gedung-gedung perkotaan dan mengeksekusi serangan secara presisi.
“Ringan, murah, mudah beradaptasi, dan dapat dengan mudah bertahan dalam pertempuran. Jadi ketika diproduksi secara massal, Tentara Pembebasan Rakyat dapat mengerahkan mini-drone semacam ini di garis depan dan meningkatkan kemampuan tempur mereka,” kata Song.
Pembuat mengatakan pesawat tak berawak, yang dirancang untuk dikendalikan oleh tentara di darat, ini memiliki jarak operasional 5 km dan memiliki jangkauan vertikal 6 km.
Drone ini akan dilengkapi dengan detektor inframerah dan laser untuk memungkinkan operasi pengawasan malam hari dan dipersenjatai dengan dua roket 50mm yang dirancang untuk menyerang dari jarak hingga 1 km.
Tianyi mengatakan bahwa mereka ingin mengikuti contoh pembuat drone China lainnya dengan menjual produknya secara internasional. Pabrikan drone China ini juga dapat menjual ke negara yang dilarang oleh perusahaan Barat karena masalah politik atau alasan lain.
“Drone Tiongkok biasanya jauh lebih murah daripada produk serupa dari Amerika Serikat. Ini adalah keuntungan besar, membuat mereka menarik bagi pembeli dari negara-negara berkembang,” kata Song.
Editor: (D.E.S)